Updaterakyat, Palembang — Suasana malam di Perumahan Dwi Kencana Utama (DKU), Gandus, Palembang, bukan seperti di perumahan layak huni.
Di sini, gelap menjadi sahabat setiap malam. Tidak ada lampu jalan. Tidak ada cahaya dari dalam rumah-rumah. Hanya ada bentangan kabel yang melilit tiang-tiang, namun semuanya mati. Diam. Seperti pajangan.
Tim kami menelusuri kompleks ini pada Jumat malam (17/5/2025). Begitu melewati gerbang, mata langsung disambut kegelapan.
Jalanan sempit dan rusak di beberapa titik nyaris tak terlihat. Warga harus menggunakan senter ponsel atau lampu emergency untuk bisa keluar rumah. Ironis, padahal kabel-kabel listrik tampak menjulur di sepanjang jalan.
“Semua kabel itu sudah dipasang sejak lama. Tapi listriknya enggak pernah hidup. Katanya tinggal tunggu sambungan dari PLN, tapi sudah setahun lebih enggak ada kejelasan,” kata Hajimi, salah satu warga DKU, kepada reporter kami.
Warga mengaku sudah menyetorkan biaya pemasangan listrik secara kolektif ke pengembang, PT Karya Mandiri Propertindo Utama (KMPU), sejak 2024. Tapi hingga kini, sambungan meteran resmi dari PLN tak kunjung ada. Sebagian warga akhirnya terpaksa mencangkok listrik secara ilegal dari satu rumah ke beberapa rumah lain. Cara ini sangat berisiko, apalagi saat musim hujan.
“Pernah dulu sambungan kami pakai dari gudang material, kena petir. Sejak itu, kami makin takut. Tapi kalau enggak begitu, ya hidup dalam gelap terus,” lanjut Hajimi.
Tak hanya listrik, warga juga mengeluhkan fasilitas umum yang dijanjikan pengembang tak kunjung dibangun. Hingga saat ini, kompleks tersebut belum memiliki masjid sendiri. Aktivitas ibadah masih menginduk ke masjid pesantren di luar komplek. Sementara jalan rusak dan minim penerangan makin memperparah kondisi.
Padahal, sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, pengembang wajib menyediakan fasilitas dasar seperti listrik, rumah ibadah, jalan lingkungan, dan penerangan. Jika tidak dipenuhi, izin perusahaan pengembang bisa dicabut.
Warga berharap pemerintah daerah dan PLN turun tangan. Mereka tak ingin tinggal lebih lama di perumahan yang terjebak dalam kegelapan, dengan janji fasilitas yang tak kunjung nyata.
(*Dede Rizki)