banner 728x250

Riset Mahasiswa Ungkap Keberhasilan KWT Bumi Kencana dalam Pemberdayaan Perempuan Berbasis Pertanian Terstruktur

banner 120x600
banner 468x60

Updaterakyat, Musi Banyuasin — Upaya pemberdayaan perempuan melalui pertanian di Desa Bumi Kencana, Kecamatan Sungai Lilin, kembali mendapat sorotan positif. Hal ini terungkap dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh Ailsa Qurrota A’yun Arvelien, mahasiswi Pendidikan Masyarakat Universitas Sriwijaya, pada 21 November 2025.

Penelitian tersebut mendapati bahwa Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Bumi Kencana mampu berkembang secara terstruktur, aktif, dan berkelanjutan berkat kerja sama solid antara anggota, pemerintah desa, dan PKK.

KWT yang beranggotakan 30 perempuan ini mengelola lahan sekitar dua hektar, terbagi dalam beberapa petakan yang ditanami sayuran, tanaman obat keluarga, serta komoditas musiman. Selain itu, kelompok ini juga mengembangkan budidaya lele dan ayam secara kolektif.

Seluruh kegiatan diatur melalui sistem piket harian dan kerja bakti mingguan, sehingga aktivitas berjalan tertib, produktif, dan melibatkan semua anggota.

Hasil riset Ailsa menunjukkan bahwa sarana pertanian kelompok ini tergolong lengkap. Berbagai alat seperti cangkul, sabit, selang irigasi, sprayer, hingga rak semai tersedia dan terawat dengan baik.

Fasilitas penunjang seperti kolam lele dan kandang ayam juga berkontribusi besar dalam mendukung aktivitas usaha tani. Sebagian besar sarana tersebut merupakan bantuan pemerintah desa serta swadaya anggota, yang membuat kegiatan kelompok tetap berjalan tanpa hambatan besar.

Struktur organisasi yang jelas turut mendorong keberhasilan kelompok. Setiap anggota mendapat kesempatan mempelajari berbagai jenis pekerjaan di lahan berkat sistem kerja bergilir.

“Sistem ini membuat semua anggota lebih terampil dan memahami proses pengelolaan lahan secara menyeluruh,” tulis Ailsa dalam laporannya.

Meski demikian, penelitian ini juga menemukan sejumlah tantangan yang masih perlu dibenahi. Perubahan cuaca ekstrem kerap memengaruhi hasil panen, sementara sebagian anggota baru masih membutuhkan peningkatan pemahaman teknis pertanian.

Beberapa komoditas, seperti tanaman jagung, pernah mengalami kegagalan tumbuh akibat sistem drainase yang kurang optimal saat musim hujan. Selain itu, sebagian besar hasil panen belum diolah menjadi produk bernilai tambah.

Ailsa menilai, potensi pengembangan KWT Bumi Kencana masih sangat besar. Luas lahan yang memadai, minat anggota yang tinggi, serta dukungan aparatur desa menjadi modal penting untuk penguatan program.

Masyarakat juga membutuhkan peningkatan kapasitas dalam teknik bertani, pengolahan hasil panen, hingga pemasaran.

Dalam rekomendasinya, Ailsa menyarankan adanya program pelatihan berkelanjutan, seperti pengolahan hasil pertanian, manajemen kelompok, dan pemasaran produk melalui pasar lokal maupun media sosial.

Pendampingan berkala dari kader PKK dan penyuluh pertanian juga dinilai penting demi memastikan keberlanjutan program.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa keberadaan KWT di Desa Bumi Kencana bukan hanya meningkatkan keterampilan dan solidaritas perempuan desa, tetapi juga mampu memperkuat ekonomi keluarga.

Dengan pengembangan yang lebih terarah, KWT Bumi Kencana berpotensi menjadi model pemberdayaan perempuan desa yang mandiri dan berkelanjutan. (*red/ur)

 


Informasi Penulis & Sumber
Penulis: Ailsa Qurrota A’yun Arvelien (06151182328002)
Sumber: Wawancara dengan Kader PKM serta observasi dan dokumentasi lapangan Program Studi Pendidikan Masyarakat FKIP Universitas Sriwijaya, 21 November 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *