banner 728x250

Coretax dan IHSG: Dampak Sistem Perpajakan Digital terhadap Stabilitas Pasar Modal

Coretax dan IHSG
banner 120x600
banner 468x60

Updaterakyat, IHSG sebagai Barometer Ekonomi Nasional Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator utama yang mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara. IHSG mencerminkan tingkat kepercayaan investor terhadap stabilitas fiskal, kebijakan ekonomi, serta efisiensi sistem perpajakan.

Dalam konteks ini, Coretax, sebagai sistem administrasi perpajakan digital, memiliki peran strategis dalam membentuk persepsi investor terhadap ekonomi Indonesia.

banner 325x300

Jika Coretax berfungsi optimal, sistem ini dapat meningkatkan transparansi, menekan penghindaran pajak, serta memperkuat penerimaan negara. Sebaliknya, kegagalan dalam implementasi Coretax dapat menimbulkan konsekuensi sistemik yang berdampak langsung pada penurunan IHSG.

Coretax dan Efisiensi Administrasi Pajak Coretax dirancang untuk meningkatkan akurasi dan transparansi dalam pengelolaan pajak. Tujuan utama sistem ini adalah menutup celah penghindaran pajak serta meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Namun, dalam praktiknya, berbagai kendala teknis dan administratif masih terjadi, mulai dari gangguan dalam proses pelaporan, keterlambatan pemrosesan data, hingga potensi manipulasi sistem oleh aktor tertentu.

Ketika sistem perpajakan tidak berjalan sebagaimana mestinya, potensi kehilangan penerimaan negara meningkat. Hal ini memperlebar defisit fiskal dan memaksa pemerintah mencari sumber pembiayaan lain, seperti utang atau pemotongan anggaran. Situasi ini memengaruhi persepsi investor terhadap kestabilan ekonomi nasional, yang pada akhirnya dapat menekan IHSG.

Dampak Coretax terhadap Penerimaan Negara dan Stabilitas Fiskal

Salah satu indikator utama yang diamati investor dalam menilai kesehatan ekonomi adalah stabilitas fiskal. Jika penerimaan pajak mengalami kontraksi akibat ketidaksempurnaan Coretax, pemerintah akan menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan anggaran. Ketidakmampuan mengelola defisit dapat memicu kekhawatiran mengenai meningkatnya beban utang serta menurunnya kapasitas belanja negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Investor, baik domestik maupun asing, sangat memperhatikan aspek ini. Ketika penerimaan pajak yang seharusnya menjadi tulang punggung pendapatan negara tidak mencapai target, pasar melihatnya sebagai tanda ketidakmampuan negara dalam mengelola ekonomi secara efektif. Hal ini dapat memicu aksi jual saham secara masif, menyebabkan IHSG tertekan.

Mekanisme Dampak Coretax terhadap IHSG

Kegagalan dalam implementasi Coretax menciptakan efek domino yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap IHSG melalui beberapa mekanisme berikut:

  1. Penurunan Likuiditas di Pasar Modal
    Ketika penerimaan negara menurun, belanja negara juga ikut berkurang. Hal ini berimbas pada sektor-sektor yang bergantung pada belanja pemerintah, seperti infrastruktur dan konsumsi domestik. Emiten di sektor tersebut mengalami tekanan pendapatan, yang pada akhirnya berdampak pada harga saham mereka dan menurunkan IHSG secara keseluruhan.
  2. Sentimen Negatif Investor
    Investor, terutama yang berasal dari institusi keuangan global, sangat sensitif terhadap transparansi kebijakan fiskal. Jika sistem perpajakan menunjukkan indikasi manipulasi atau tidak berjalan efektif, kepercayaan terhadap kredibilitas ekonomi nasional menurun. Sentimen negatif ini memicu capital flight, yang semakin menekan indeks saham.
  3. Ketidakpastian Regulasi dan Kepatuhan Pajak
    Kebijakan perpajakan yang tidak stabil atau sering mengalami revisi akibat permasalahan teknis Coretax menimbulkan ketidakpastian bagi dunia usaha. Perusahaan yang menghadapi ketidakjelasan dalam kewajiban pajaknya cenderung menahan ekspansi dan investasi. Hal ini memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya tercermin dalam pelemahan IHSG.

Faktor Eksternal yang Memperparah Situasi
Selain tantangan dari implementasi Coretax, terdapat faktor eksternal yang memperburuk kondisi pasar modal, antara lain:

  • Ketidakstabilan Nilai Tukar Rupiah Fluktuasi nilai tukar menambah beban bagi perusahaan yang bergantung pada impor atau memiliki utang dalam mata uang asing. Depresiasi rupiah terhadap dolar AS meningkatkan beban biaya dan memperkecil margin keuntungan perusahaan, yang kemudian berkontribusi terhadap pelemahan IHSG.
  • Geopolitik dan Ketidakpastian Global Konflik geopolitik dan perlambatan ekonomi global menyebabkan arus modal asing keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketika kondisi domestik, termasuk sistem perpajakan, tidak memberikan kepastian, investor semakin cepat menarik dananya dari pasar saham.

Perlunya Reformasi Perpajakan yang Menyeluruh
Hubungan antara Coretax dan IHSG menunjukkan bahwa sistem perpajakan bukan sekadar instrumen fiskal, tetapi juga elemen strategis dalam menjaga stabilitas pasar keuangan. Kegagalan dalam implementasi Coretax bukan hanya berdampak pada penerimaan pajak, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian bagi investor, memperlebar defisit fiskal, dan memperburuk sentimen pasar.

Untuk mengembalikan kepercayaan investor dan menstabilkan IHSG, pemerintah harus memastikan bahwa reformasi perpajakan berjalan dengan baik. Ini mencakup perbaikan sistem Coretax agar lebih efisien, transparan, dan bebas dari manipulasi. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang terintegrasi dengan baik harus diterapkan untuk menjaga kestabilan ekonomi di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

Oleh : Renaldi Davinci

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *