Updaterakyat.com, Ogan Ilir – Kenaikan harga pakan tidak menjadi halangan bagi seorang peternak bebek di Desa Muara Penimbung Ilir, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.
Dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan, Ibu Hijir berhasil menekan biaya produksi sekaligus mengelola limbah organik di sekitarnya.
Dalam observasi yang dilakukan oleh Nyimas Alfira, mahasiswa Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Sriwijaya, pada 12 Oktober 2025, terungkap bahwa Ibu Hijir memanfaatkan bahan-bahan sederhana seperti sisa nasi, sayur layu dari pedagang pasar, serta kotoran ikan dari warga yang memiliki kolam budidaya di sepanjang aliran Sungai Muara Penimbung.

Bahan-bahan tersebut digunakan bergantian sesuai ketersediaan.
Jika sayur sedang melimpah, ia mencampurnya dengan dedak agar kandungan gizinya tetap seimbang.
“Kalau beli pakan terus, kadang harganya naik. Jadi saya manfaatkan yang ada di sekitar rumah saja. Hasilnya tetap bagus, bebek sehat, telur pun banyak,” ujarnya.
Upaya sederhana itu terbukti efektif. Bebek-bebek peliharaannya tetap sehat dan produktif, dengan hasil telur yang tidak kalah dari ternak yang diberi pakan pabrikan. Bahkan, biaya pakan dapat ditekan hingga hampir setengahnya.
Selain untuk produksi telur, sebagian bebek juga dijual sebagai bebek pedaging, menambah sumber pendapatan keluarga.
Di sisi lain, langkah ini turut membantu mengurangi limbah organik di lingkungan sekitar sisa sayur dan kotoran ikan yang semula berpotensi mencemari lingkungan kini dimanfaatkan menjadi sumber pakan bernilai.
Bagi Ibu Hijir, keberhasilan beternak bukan hanya tentang seberapa besar keuntungan yang diperoleh, tetapi tentang bagaimana memanfaatkan potensi lokal secara bijak.
“Yang penting bisa berguna, tidak boros, dan lingkungan tetap bersih,” tutupnya dengan senyum sederhana.
(*Red/Obs Nyimas Alfira)
















