Updaterakyat, Palembang – Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) kembali menunjukkan kiprahnya dalam forum akademik internasional dengan menjadi tuan rumah kunjungan akademik (academic visit) dari delegasi The 24th Malaysia-Indonesia International Conference on Economics, Management, and Accounting (MIICEMA) serta The 9th South East Asia Business Conference (SEABC).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung B UIGM Palembang ini merupakan bagian dari rangkaian visitasi resmi Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ke UIGM pada tanggal 18 September 2025.

Kehadiran para delegasi MIICEMA dan SEABC disambut langsung oleh jajaran pimpinan, dosen, dan mahasiswa UIGM dalam suasana hangat dan penuh semangat kolaborasi.
Agenda ini tidak hanya dimaksudkan sebagai kunjungan seremonial, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat jejaring akademik, memperluas wawasan, serta membangun kerja sama lintas negara dalam bidang riset, pendidikan, dan pengabdian masyarakat.
Dalam sambutannya, Dr. Hj. Tien Yustini, S.E., M.Si Wakil Rektor UIGM menegaskan pentingnya kerja sama internasional di era globalisasi, khususnya dalam menghadapi tantangan ekonomi, bisnis, dan hukum yang semakin kompleks.
Melalui kunjungan ini, UIGM berharap dapat mempererat hubungan strategis dengan UKM serta membuka jalan bagi sinergi dengan universitas-universitas mitra di kawasan Asia Tenggara.
Salah satu sesi utama dalam kegiatan ini adalah penyampaian materi oleh Ahmad Widad Muntazhor, S.H., M.H., Kepala Program Studi Hukum Ekonomi Syariah UIGM, yang membawakan presentasi berjudul “Arbitration For All: Designing Low-Cost, High-Justice Mechanisms for MSMEs Trade Disputes.”

Dalam paparannya, beliau menyoroti pentingnya modernisasi sistem arbitrase yang mampu memberikan solusi penyelesaian sengketa yang cepat, efisien, dan berkeadilan, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sering menghadapi kendala biaya serta akses terhadap mekanisme penyelesaian sengketa konvensional.
“Arbitrase harus menjadi instrumen yang dapat diakses oleh semua pihak, termasuk UMKM yang memiliki peran vital dalam perekonomian nasional maupun regional. Dengan sistem arbitrase yang lebih inklusif, low-cost, dan high-justice, kita bisa menciptakan iklim usaha yang lebih adil dan berdaya saing,” jelas Ahmad Widad Muntazhor dalam presentasinya.
Para delegasi menyambut baik paparan tersebut dan terlibat dalam sesi diskusi interaktif. Beberapa peserta memberikan tanggapan terkait praktik arbitrase di negara masing-masing, sehingga diskusi berjalan dinamis dan memperkaya wawasan semua pihak.
Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi UIGM untuk menampilkan komitmen dalam mendukung internasionalisasi pendidikan tinggi.
Melalui forum akademik semacam ini, UIGM tidak hanya memperkuat reputasi sebagai universitas yang progresif dan terbuka, tetapi juga memberi kesempatan kepada dosen dan mahasiswa untuk belajar langsung dari perspektif global.
Di akhir kegiatan, kedua belah pihak menegaskan komitmen untuk melanjutkan kerja sama dalam bentuk pertukaran akademik, kolaborasi penelitian, pengembangan kurikulum bersama, hingga peluang joint conference di masa mendatang.
Dengan demikian, kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi terjalinnya kerja sama yang lebih erat dan berkelanjutan antara UIGM dan UKM serta mitra-mitra internasional lainnya. (*Juarsah)
















